Pengamat Politik Hendra Yasin Bicara Peluang 3 Srikandi di Pileg 2024

TRIBUNNEWS – Perebutan kursi bakal calon yang bidik kursi senator semakin sengit dan hangat diperbincangkan di kalangan masyarakat.

Setidaknya 14 calon digadang-gadang bersaing mempertaruhkan elektabilitasnya di pemilu 2024 nanti. Ada tiga srikandi kini gencar bersaing memperebutkan simpati masyarakat.

Tiga srikandi itu diantaranya, Ana Supriana Abdul Hamid, Dewi Sartika Hemeto dan Rahmijati Jahja. (14/7/2023)

Walaupun sederet nama itu memiliki kans kuat dimasing-masing dapil, hal itu ditanggapi Pengamat Politik dari lembaga Curva Survei Indonesia (CSI).

Hendra Yasin Direktur Lembaga Curva Survei Indonesia berbicara peluang ketiga srikandi Gorontalo tersebut.

Menurutnya, semua caleg perempuan di DPD memiliki segmentasi masing-masing. Walaupun punya kesamaan soal segmentasi perempuan.

Tiga kandidat DPD memiliki power yang luar biasa. Misalnya Ana abdul Hamid memiliki basis kekuatan media sosial karena memiliki banyak followers di instagram. Sehingga, ia bisa menyasar para pemilih milenial yang sering berselancar di media sosial instagram.

Dewi Sartika Hemeto merupakan petahana (incumbent) dua periode. Henda menilai Dewi Sartika memiliki basis masa yang senantiasa dipupuknya. Hal sama berlaku untuk Rahmijati Jahja yang merupakan petahana tiga periode.

Kata Hendra, Walaupun punya kekuatan ketiga kandidat itu tentu perlu memperhatikan beberapa hal yang berpengaruh pada raihan suara.

Seperti halnya Ana abdul Hamid walaupun terkenal, tetapi ini merupakan kali perdana dirinya mengikuti pileg.

Sehingga banyak hal tentunya diuji, diantaranya soal mesin pemenangannya berujung pada raihan suara.

Bagi dewi, dirinya meraih suara signifikan di daerah Pohuwato, tapi pada sisi yang lain, lahir kandidat baru yang tak lain merupakan bupati dua periode di daerah tersebut.

Kata Direktur CSI, Adapun Rahmijati Jahja sepeninggal mendiang David Bobihoe, tentu akan berefek pada perolehan suara di kabupaten Gorontalo yang merupakan daerah pemilih terbanyak.

Walaupun demikian, segala kemungkinan bisa saja terjadi. Hal ini dikarenakan banyak kandidat tidak memiliki basis pemilih loyal atau “strong voters”. Sehingga, bisa dimanfaatkan oleh setiap kandidat dalam mendulang suara lebih banyak.


Sumber: https://gorontalo.tribunnews.com/2023/07/14/pengamat-politik-gorontalo-hendra-yasin-bicara-peluang-3-srikandi-di-pileg-2024